Ponsel BlackBerry Bangkit Kembali!Hal-Hal yang Mempengaruhi Runtuhnya Pasar Ponsel ini
Setelah sempat hiatus sekian purnama, akhirnya pada paruh awal 2021 merk ponsel BlackBerry digadang-gadang akan segera merilis versi terbaru dan siap bersaing dengan kompetitor dari brand lain. Gawai canggih milik BlackBerry versi paling anyar dikerjakan dalam kemitraan perusahaan OnwardMobility yang berinduk di Texas dengan BlackBerry dan FIH Mobile. Pada varian terbarunya, BlackBerry akan menyuguhkan kembali tampilan keyboard fisik QWERTY yang memang menjadi ciri khas ponsel ini dan menjadi salah satu spesifikasi yang menjadikannya digemari kebanyakan orang kala itu.
Daftar Isi
Mengapa Ponsel Blackberry Gulung Tikar ?
Sempat digandrungi pada masanya karena adanya fitur BlackBerry Mesengger (BBM) nyatanya, merk ponsel pintar ini tak dapat menghindar dari fase krisis hingga hilang tergeser oleh brand lain yang kian inovatif. Lalu apa saja yang menjadikan ponsel ini kehilangan pamornya? Diambil dari berbagai sumber, berikut ulasannya:
-
Tak Mengindahkan Iphone
Meski pada pelucuran seri terbaru iPhone dicemooh karena daya tahan baterai yang lemah dan koneksi 2G-nya, Namun masyarakat tetap mencintainya. Hal tersebut karena desain dari iPhone apik dan terus melakukan upgrading. Hal tersebut tak disangka akan menjadi awal mula masyarakat berpaling dari ketergantungannya pada BlackBerry.
-
Ponsel BlackBerry Layar Sentuh Tidak Mampu Bersaing
Guna menghindari tekanan dari iPhone yang nyatanya laku keras di pasaran, RIM kemudian mulai mengikuti jejak pesaingnya untuk merilis BlackBerry Storm dengan navigasi layar sentuh. Pada awal peluncurannya, Storm laku karena merk BlackBerry yang masih melekat. Namun teknisi RIM menyadari bahwa varian Storm merupakan produk yang belum matang.
Banyak problem yang ada di ponsel ini, seperti browsernya yang lambat, layar sentuhnya susah digunakan dan seringkali error. Akhirnya Storm dicap sebagai produk gagal, banyak konsumen yang menarik kembali keinginannya untuk meminang ponsel ini.
Namun, pihak RIM bersikeras bahwa Storm bukan produk gagal. Maka, mereka merilis kembali Storm 2. Sayangnya, relaita penjualan produk ini tak sesuai ekspektasi.
-
Gagal dari Android
Tahun 2008, HTC Dream rilis sebagai ponsel android pertama yang lahir di pasaran dan sebagai penanda mulainya era sistem operasi robot hijau. Pada awal peluncurannya berbagai pihak tak menganggapnya sebagai pesaing di kancah smartphone, termasuk BlacBerry.
BlackBerry tetap bertahan pada pemikiran tradisionalnya yang mengganggap keyboard full QWERTY tetap digemari masyarakat dan akan populer dibanding iPhone maupun Android.
-
BlackBerry 10 yang Rilis Terlambat
Sadar bahwa mereka tidak akan bertahan apabila tetap memakai ponsel dengan OS lama, sedangkan persaingan iPhone dan berbagai merk ponsel Android kian ketat. Akhirnya, BlackBerry 10 hadir sebagai jawaban.
BlackBerry 10 yang memakai QNX dinilai cukup bagus. Hal itu karena OS diciptakan bekerja tanpa tombol fisik, pengoperasiannya kini menggunakan layar sentuh yang cukup digeser-geser saja.
Rencana awal ponsel ini rilis pada tahun 2011 namun ditangguhkan sampai tahun 2012. Tak sampai disana perilisan ponsel ini ditunda kembali dan akhirnya resmi diluncurkan pada Januari 2013 dengan BlackBeey Z10.
Meski telah banyak berinovasi, nyatanya ponsel BlackBerry 10 kurang menarik minat masyarakat. Menurut pendapat banyak pihak, apabila perilisan BlackBerry 10 dilakukan lebih awal, maka dirasa masih ada peluang untuk bertahan di tengan Android dan iPhone.
-
Para Pemimpin BlackBerry yang Gagal
Setelah gagalnya BlackBerry di era Lazaridis dan Balsilie, CEO Thorsten Heins mengambil alih ponsel BlackBerry. Namun, di 2013 ia digeser oleh John Chen setelah dinilai masih kurang piawai menaikkan kembali pamor BlackBerry lewat BlackBerry 10.
Selain itu, beberapa pernyataan Heins dianggap menuai kontra karena tak sesuai dengan fakta. Entah pendapatnya tersebut untuk menghibur konsumen atau memang ia bersungguh-sungguh menyampaikannya.
Ia optimis, ponsel BlackBerry akan pesat di eranya dan memang tidak ada yang salah dengan perusahaan. Singkatnya ia beranggapan bahwa BlackBerry cukup inovatif. Padahal, salah satu faktor yang menjadi sasaran empuk jatuhnya BlackBerry adalah perkara inovasi. Contohnya, mereka tetap keukeuh dengan model lama walaupun kompetitornya sudah muncul dengan versi dan desain terbaru. Setelah Heins mundur ia digantikan Chen yang akhirnya mampu menaikkan kembali nama BlackBerry.